Rangkasbitung adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini adalah pusat dari Kabupaten Lebak.
Pahami
suntingRangkasbitung adalah ibu kota Kabupaten Lebak. Sebagian besar kabupaten terdiri dari hutan dan desa-desa yang sangat kecil, daerah di utara (termasuk Rangkasbitung) lebih urban, hanya sekitar 20 km barat dari tepi wilayah metropolitan Jabodetabek (walaupun Rangkasbitung berjarak sekitar 80 km dari Jakarta Pusat).
Menuju ke sini
suntingDengan kereta
suntingDari Stasiun Tanah Abang bisa menggunakan KRL tujuan 1 Stasiun Rangkasbitung yang tersedia di jalur 5 atau 6. Jika dari stasiun lain maka harus transit terlebih dahulu ke Stasiun Tanah Abang. Tarif yang dibutuhkan adalah Rp8000 dengan pembayaran menggunakan kartu multi trip milik KAI Commuter ataupun menggunakan uang elektronik lainnya. Waktu tempuh dari Tanah Abang adalah sekitar 2 jam.
Dengan mobil
suntingDari Jakarta bisa melewati jalan tol dengan waktu tempuh sekitar 2-3 jam perjalanan. Melewati jalan tol Jakarta-Tangerang dan dilanjutkan menuju jalan tol Tangerang-Merak. Di KM 63 atau setelah gerbang tol Ciujung belok ke kiri ke arah jalan tol Serang-Panimbang dan keluar di pintu tol Rangkasbitung.
Dengan bus
suntingPelayanan bus dari 2 Terminal Mandala menghubungkan Rangkasbitung dan kota-kota disekelilingnya.
- Rangkasbitung - Bandung
- Rangkasbitung - Bogor
- Rangkasbitung - Cikarang
- Rangkasbitung - Cikotok
- Rangkasbitung - Kalideres (Jakarta)
- Rangkasbitung - Tanjung Priok (Jakarta)
Berkeliling
sunting- 1 Alun-alun Rangkasbitung. Alun-alun Rangkasbitung. Anda dapat bersantai di area yang ditumbuhi pepohonan atau membeli makanan ringan dari pedagang kaki lima.
- 2 Museum Multatuli, Jl. Alun-Alun Timur No.8, Rangkasbitung Barat, Kec. Rangkasbitung, Kabupaten Lebak 42312. Museum ini didedikasikan untuk Eduard Douwes Dekker, yang dikenal dengan nama pena Multatuli, seorang pegawai negeri sipil Belanda yang menjadi asisten residen Lebak dan kemudian menulis novel satir Max Havelaar pada tahun 1860, yang mengecam penyalahgunaan kolonialisme di Hindia Belanda. Museum ini memamerkan sejarah kolonialisme di Indonesia, pengaruh Multatuli terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia, perlawanan terhadap penjajahan Belanda oleh orang-orang Banten, dan sejarah Kabupaten Lebak.
- Wilayah selatan Rangkasbitung sebagian besar terdiri dari hutan dengan desa-desa kecil. Di wilayah ini juga tinggal suku Baduy. Suku Baduy adalah masyarakat tradisional Sunda, yang belum banyak berhubungan dengan dunia luar, dan tidak menggunakan teknologi modern (meskipun hal ini mungkin mulai berubah). Desa-desa di tengah wilayah Baduy (Baduy Dalam) terlarang bagi orang luar (terutama orang asing), tetapi wilayah sekitarnya (Baduy Luar) dapat dikunjungi. Namun, ini memerlukan beberapa jam perjalanan. Untuk mencapai pintu masuk wilayah Baduy, naik elf (minibus) dari terminal bus Mandala atau stasiun kereta api ke desa Ciboleger (sekitar 2 jam, Rp20.000). Anda juga dapat mengunjungi wilayah Baduy dengan agen tur yang terorganisasi (biasanya tur tiga hari), yang mencakup penjemputan dari hotel Anda di Rangkasbitung (atau bahkan dari hotel di Jakarta).
Beli
sunting- 1 Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza), Jl. Rt Hardiwinangun. Setiap hari 08:00-22:00. Pusat perbelanjaan dengan supermarket besar dan beberapa toko, bank, dan kafe.
Makan
suntingMinum
suntingTerhubung
suntingTidur
sunting- 1 Hotel Kharisma (Kharisma Jujuluk), Jl. Otista Raya, No. 58, ☏ +62 252 201 125. Hotel sederhana di luar pusat kota. Kamar ranjang ganda seharga Rp. 200.000 per malam.
Tujuan berikutnya
sunting- Ujung Kulon — taman nasional di ujung barat daya Jawa yang terkenal dengan badak Jawanya.
- Labuan — kota terdekat di pantai barat dengan pasar ikan.