Maros merupakan sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan.
Pahami
suntingKabupaten Maros memiliki luas 1.619,12 km² dan penduduk berjumlah 403.774 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 249,38 jiwa/km² pada tahun 2022.
Menuju ke sini
suntingIbu kota Kabupaten Maros berjarak 30 km sebelah utara Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Maros merupakan daerah penyangga Kota Makassar di bagian utara dan tergabung dalam kawasan Area Metropolitan Makassar. Maros menjadi daerah perlintasan yang utama karena sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara Kota Makassar dengan daerah-daerah yang berada di utara dan timur Sulawesi Selatan. Untuk ke daerah-daerah arah utara, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Raya Trans-Sulawesi yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Manado di Sulawesi Utara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara untuk ke daerah-daerah arah timur, Maros sebagai pintu gerbang dilintasi melalui Jalan Poros Maros–Bone yang merupakan jalan raya nasional yang menghubungkan Kendari di Sulawesi Tenggara dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak 1 Juni 2023, Maros merupakan ujung paling selatan jalur kereta api pulau Sulawesi, yaitu Stasiun Maros. Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari terletak di Kecamatan Bontoa bagian barat, menghubungkan Sulawesi dan Kalimantan dengan kapal Jolloro.
Dengan angkot
suntingDari Kota Makassar, Kabupaten Maros dapat dicapai dari tiga jalur jalan darat, yakni jalur Jalan Poros Pattene, jalur Jalan Poros Makassar–Maros (Jalan Raya Trans-Sulawesi), dan jalur Jalan Moncongloe. Jalur Jalan Poros Pattene merupakan jalur alternatif yang membentang dari Biringkanaya hingga Marusu. Jalur Jalan Moncongloe juga merupakan jalur alternatif yang membentang dari Manggala hingga Moncongloe. Jalur Jalan Poros Makassar–Maros atau bagian dari Jalan Raya Trans-Sulawesi merupakan jalur utama dan tersibuk yang membentang dari Biringkanaya hingga Mandai. Di ketiga jalur tersebut tersedia angkutan kota Pete-pete.
Dengan kereta
suntingTerdapat pula moda transportasi darat lainnya, yaitu jalur kereta api Makassar–Parepare lintas barat Sulawesi Selatan yang saat ini aktif beroperasi pagi hingga sore dan mulai dari Stasiun Maros Kabupaten Maros dan berakhir di Stasiun Garongkong Kabupaten Barru. Stasiun Maros merupakan stasiun terdekat dan terletak di barat Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros. Stasiun Rammang-Rammang terletak di utara Kota Turikale tidak jauh dari kawasan wisata Rammang-Rammang. Satu stasiun lagi beserta jalur relnya yang hingga saat ini masih tahap konstruksi, yakni Stasiun Mandai terletak di selatan Kota Turikale tidak jauh dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dan perbatasan Kota Makassar. Stasiun Maros merupakan stasiun kereta api yang cukup besar di Maros. Sedangkan Stasiun Rammang-Rammang dan Stasiun Mandai merupakan stasiun yang lebih kecil.
Berkeliling
suntingUntuk transportasi dalam wilayah ini terdapat moda angkutan pete-pete, taksi Bosowa, yang melayani transportasi antar kecamatan dan minibus yang melayani trayek Maros dengan kota-kota kabupaten di sekitarnya.
Dengan bus
sunting- Terminal Angkutan Darat Marusu
- Terminal Pasar Lama (Pasar Sentral Maros)
- Terminal Pasar Rakyat Pakalu
- Terminal Pasar Rakyat Batangase
- Terminal Pasar Baru (Pasar Tramor Butta Salewangang Maros)
Lakukan
sunting- Berjemur di Pantai Kuri Indah Maros: wisata alam yang menawarkan panorama yang menarik bernuansa pantai dengan pasir putih yang membentang sepanjang pesisir pantai. Di sekitarnya juga terdapat aktivitas nelayan yang sekaligus melengkapi kegiatan atraksi wisata pantai. Pada sore hari, lokasi ini dapat disaksikan terbenamnya matahari. Letak Pantai Kuri sangat strategis karena berada di antara Ibu Kota Maros dan Kota Makassar, menjadikan tempat ini menjadi tujuan pertama yang dapat dikunjungi oleh wisatawan setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
- Penelusuran gua di 1 Taman Arkeologi Leang-Leang – terdapat banyak gugusan bukit karst yang memiliki tinggalan leang prasejarah dengan masing-masing keunikannya. Jarak antar satu leang dengan leang lainnya relatif dekat dan terlihat mengelompok sehingga memudahkan kita untuk mengunjunginya. Aksesibilitas menuju objek ini relatif mudah dengan adanya jalan poros kelurahan.
- Pengamatan satwa di kawasan Pattunuang dan Karaenta – amati kehidupan kera hitam Sulawesi (macaca maura), tarsius spectrum dan beragam jenis burung.
- Mandi di Sumber Air Panas Reatoa terletak di Dusun Reatoa, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa,. Selain sebagai tempat rekreasi, area ini juga dijadikan sebagai laboratorium alam, riset biologi, dan ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk melakukan penelitian. Lokasi sumber air panas ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Turikale.
- Mendaki gunung 2 Saukang dan Barro-Barro.
Lihat
suntingWisata sejarah
sunting- 1 Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa. (Sekitar 40 km dari pusat Makassar (atau 20 km dari bandara) menuju Pare-Pare). Situs prasejarah ini menyimpan peninggalan prasejarah berupa dua buah gua yang terdapat lukisan prasejarah/kepurbakalaan pada dinding gua yang terdiri dari lukisan cakra 3 buah, lukisan babi rusa 3 ekor, lukisan ikan 1 ekor, dan lukisan perahu 1 buah. Sekitar 1 jam naik motor dari bandara Makassar. Di sana, Anda harus menyewa perahu (Rp200.000 untuk 4 orang) untuk mencapai lokasi.
- Bangunan Pertahanan Jepang: Bangunan Pertahanan Jepang ini berada di Lingkungan Sanggalea Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale. Bangunan ini berbentuk terowongan bawah tanah yang terbuat dari cor beton dibangun pada tahun 1942.
- Pendopo Pallantikang Karaeng Marusu: Pendopo ini merupakan tempat pelantikan Karaeng Marusu pada masa kerajaan. Tempat ini berada di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru.
- Rumah Adat Karaeng Loe Ri Pakere: Rumah adat ini dahulunya adalah istana raja Marusu pertama Karaeng Loe Ri Pakere sekitar abad XV. Rumah adat ini berada di lokasi Dusun Pakere Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang yang merupakan salah satu rumah adat yang ada di Kabupaten Maros.
- Benteng Valkenburg Maros di Solojirang, Kelurahan Turikale
Cagar budaya
sunting- Cagar Budaya Bulu Sipong: Situs gua prasejarah Bulu Sipong adalah nama bukit karst yang berdiri sendiri dan berada di tengah hamparan sawah yang luas. Di kawasan Bulu Sipong terdapat beberapa gua yang memiliki tinggalan budaya berupa gambar cap tangan, babi rusa, perahu, dan ikan.
- Cagar Budaya Leang Panning'e: Merupakan gua yang selain memiliki stalaktit dan stalakmit juga akan memberikan kenyamanan tersendiri karena gua tersebut diameternya cukup luas dan lapang. Di sekitar gua tersebut juga terdapat sumber air dan gua yang dihuni oleh kelelawar sehingga masyarakat setempat memberi julukan “Leang Panning'e” yang berarti “gua kelelawar”.
Belajar
sunting- Kebun Raya Pucak: Terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu, 20 km dari Kota Turikale atau 39 km dari Kota Makassar. Alamnya yang asri dengan perkebunan yang terbentang luas, sangat cocok menjadi tempat agrowisata dan tempat peristirahatan melepas lelah dengan luas areal 150 Ha, kawasan ini dipersiapkan sebagai lokasi kebun binatang terbesar di kawasan Timur Indonesia.
- Pucak Teaching Farm: Merupakan daerah pegunungan yang terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu. Luas kawasan agrowisata Pucak adalah 107,5 Ha dengan rencana zoning yang terdiri dari zona pariwisata dan kebudayaan, zona perkebunan, zona pertanian, zona peternakan, dan zona kehutanan.
Tidur
suntingPerkemahan
sunting- Bukit Teletubbies Maros, di Dusun Watang Bengo, Desa Limampoccoe, Kecamatan Cenrana. Kegiatan berkemah di gundukan bukit yang berwarna hijau.
- Padang Loang, di Dusun Bentenge, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa. Perkemahan dengan pemandangan danau dan hutan yang masih asri.
- Bumi Perkemahan Ta'deang, di Dusun Samanggi, Desa Samangki, Kecamatan Simbang. Tempat berkemah para mahasiswa-mahasiswa Makassar. Area yang lapang, sungai yang mengalir sepanjang tahun memberikan kesejukan pada wilayah ini.
Tetap sehat
sunting- Rumah Sakit Umum Daerah dr. La Palaloi. dikelola oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Maros
- Rumah Sakit TNI AU dr. Dody Sardjoto. dikelola oleh pihak Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia